Motivasi

Belajar dari Siti Hajar

Belajar dari Siti Hajar

Jasa MC Bandung
Jasa MC

 

Nabi Ismail yang kala itu sedang kehausan dan tidak adanya sumber air, mengharuskan Siti Hajar untuk #Bergerak. Berlari dari Bukit Shaffa ke Bukit Marwah, dari Bukit Marwah ke bukit Shaffa sampai tujuh kali balikan. Akhirnya sumber airpun muncul bukan di bukit Shaffa & Marwah, dibawah kaki Nabi Ismail.

 

Coba bayangkan, ditengah lembah gersang yang sangat panas Siti Hajar masih terus untuk #bergerak . Lalu Apa saja makna yang bisa kita ambil dari kisah Bunda Siti Hajar ?

 

  • Menerima & Prasangka Baik

Siti Hajar menerima kejadian yang terjadi pada dirinya bahwa apa yang dialami saat itu merupakan ketetapan yang sudah ditetapkan oleh Allah.  Artinya Siti Hajar berprasangka baik kepada ketetapan Allah.

Sering kali, saat kita berada di “lembah gersang” cenderung mengeluh dan tidak mau menerima. Seharusnya ini tidak terjadi padaku ! , aduh kenapa ini terjadi padaku ?!, dan masih banyak lagi. Mari kita belajar dari Siti Hajar, setiap kejadian yang sedang kita alami saat ini coba untuk menerima dan berprasangka baik pasti ada sesuatu yang sudah direncanakan dari kejadian saat ini.

 

  • Berdoa & Bergerak

Saat Siti Hajar berada di lembah gersang dan Ismail kehausan, Siti Hajar berdoa agar bisa mendapatkan air agar Nabi Ismail kecil bisa berhenti menangis. Ndak cukup sampai disitu, Siti Hajar bergerak dari bukit Shaffa dan Marwa sampai 7 kali balikkan untuk memastikan disana terdapat sumber air.

Sesulit apapun kondisi yang sedang kita hadapi, segersang apapun lembah yang sedang kita naungi gantungkanlah Doa dan harapan pada Sang Pencipta. Setelah itu bergeraklah seperti Siti Hajar yang harus melalui episode bolak-balik bukit Shaffa & Marwah. Move move & move !

  • Bersabar

Sumber airpun muncul dibawah kaki Nabi Ismail saat Siti Hajar bolak-balik lari 7 kali dari bukit Shaffa & Marwah. Menariknya sumber air bukan muncul di bukit Shaffa atau Marwah.

Gaess,, jika saat ini sahabat sedang mengerjakan Skripsi teruslah bergerak. Segimanapun corat-coretan revisian dari dosen langsung kerjakan, besok datang lagi ke dosen pembimbing. Sabar, jangan kasih ruang untuk kalah. Saat sahabat kalah, kemungkinan pertemuan selanjutnya adalah berkas sahabat langsung di ACC oleh dosen pembimbing.

Jika saat ini masih belum dapat pekerjaan, teruslah bergerak. Ada Job fair usahakan hadir, ada lowongan coba untuk lamar, saat ada panggilan kerja untuk tes diluar kota pun coba untuk hadir. Jika masih gagal terus bersabar coba lagi, bergerak, terima, dan berprasangka baik apa yang sudah terjadi. Rencana Allah kita tidak tahu, tapi Allah ingin melihat seberapa besar upaya sahabat jika ingin benar-benar bekerja. Bersabarlah, sampai “Sumber Air” itu muncul.

  • Bergerak Lagi

Kita tidak tahu “Sumber Mata Air” yang kita cari berada dimana. Seperti Siti Hajar yang berlari bolak-balik dari bukit Shaffa & Marwah, karena hanya itu pilihan yang bisa Siti Hajar lakukan. Artinya kita harus memaknai, fokus pada usaha kita bergerak tanpa harus memikirkan “Sumber Mata Air” akan hadir dimana. Saat ada kesempatan untuk bergerak, bergeraklah. Ada kesempatan menjadi relawan, mari gabung. Ada kesempatan membantu di kepanitiaan sebuah event, mari ikutan. Ada kesempatan membantu persiapan pernikahan teman, yuk bantu (Buat yang jomblo sekalian belajar .. hehe ). Siapa tahu masalah yang sedang kita hadapi saat ini solusinya akan hadir saat kita bergerak walaupun itu tidak ada hubungannya.

 

Jangan kasih ruang untuk kalah. #Bergerak akan mendekatkan kita pada “Sumber Mata Air” & ternyata itu Dekat …

 

Saya bukan Ustadz. Saya hanya seorang Co.Founder Rayleigh Bag yang sehari-harinya jualan tas & MC profesional dan seseorang yang ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Hehe ..

 

 

Salam,

 

Agung Wibisono

Professional Master Of Ceremony

Co. Founder Rayleigh Bags

2 thoughts on “Belajar dari Siti Hajar

  1. MasyaAllah, bener ya sering kali kita ga sadar sering mengeluh dan suudzon ke Allah, ketika “mata air” ga muncul dr tempat yg kita bayangkan malah berfikir “yah trs dr td aku ngapain”, padahal proses berikhtiar itu adalah bentuk ibadah kita kepada Allah. Thanks for reminder, kang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *